Inilah Tata Cara Mandi Wajib dan Sunnah, Lengkap dengan keterangan dalil atau referensi. Tulisan ini di share supaya dapat menjadi tambahan wawasan atau pengingat pengetahuan kita tentang syariat Islam, khususnya tentang Thaharah atau bersesuci.
✔ Pengertian
Dalam Islam, ada 2 macam mandi. Pertama mandi wajib, kedua mandi sunnah. Mandi wajib disebut juga mandi junub (janabah) atau mandi besar. Mandi wajib dilakukan karena mengalami mimpi basah, jimak, haid, nifas, wiladah, atau mati.
Adapun mandi sunnah adalah mandi yg dilakukan pada kondisi tertentu. Misalnya: mandi karena mau shalat Jum'at, karena mau shalat ied, mandi setelah datang dari takziyah, atau lainnya. Selengkapnya, bisa dilihat di judul Macam-macam mandi sunnah.
Mandi wajib ataupun sunnah tidak seperti mandi biasa. Ada kriteria dan tata cara khusus yg membedakannya. Diantara kriterianya sebagaimana di atas, adapun caranya sebagaimana di bawah ini:
✔ Tata Cara Mandi Besar
1. Sebelum mandi, disunnahkan membasuh kedua tangan sampai pergelangan tangan, masing-masing 3 kali. Cara membasuhnya yaitu dengan menyiram kedua tangan itu dengan air yang dituang dari gayung, bukan mencelupkan kedua telapak tangan ke dalam gayung.
Apabila air yang digunakan adalah air ledeng, kran, atau shower, maka membasuh tangan dilakukan sebagaimana biasanya. Namun ada yang perlu diperhatikan; jika di tangan ada najis lalu menyentuh bagian kran, sedgkan tangan atau kran ada yang basah, maka kran harus dicuci terlebih dahulu. Setelah itu mencuci tangan. Karena bagian kran yg disentuh tangan bernajis akan ikut najis. Oleh karena itu harus disucikan.
2. Mencuci kemaluan
Mencuci kemaluan disunnahkan menggunakan tangan kiri. Maka tangan kanan berperan mendekatkan air lalu menyiramkannya ke arah kemaluan. Usahakan najis turun bersama siraman air dan tidak terpercik ke bagian badan yg sudah suci.
3. Berwudhu'
Berwudhu sebelum mandi besar adalah sunnah. Tata caranya sebagaimana cara berwudhu untuk shalat, hanya saja ujung niatnya dirubah ke: sunnatan lillahi ta'ala.
4. Membaca niat
Lafad niat mandi dibaca di lisan, arti (inti) niat disuarakan di dalam hati, bersamaan (serentak) dgn guyuran/siraman air ke badan. Lafadz niat ada di judul yg relevan.
Mandi wajib ataupun sunnah harus diniatkan ikhlas karena Allah SWT dalam rangka mentaati perintah-Nya. Niat inilah yg membedakannya dgn mandi biasa. Dengan adanya niat maka suatu amal/perbuatan dihitung sebagai ibadah dan bernilai pahala di sisi Allah. Pahala adalah bekal kehidupan abadi di akhirat, dimana harta dan jabatan dunia sudah tidak berlaku lagi.
5. Mengguyur air ke seluruh badan
Dalam mandi wajib ataupun sunnah, harus diyakini bahwa air betul-betul sampai ke seluruh kulit badan, termasuk kulit yang ada di balik rambut atau bulu yang tumbuh di bagian tubuh tertentu.
Oleh karena itu guyuran (siraman) air ada kalanya perlu dibantu dengan gosokan jari-jemari tangan untuk menyampaikan air ke bagian tubuh yang sulit dijangkau, termasuk di lipatan-lipatan bagian tubuh.
Mengguyurkan air ke badan sunnah dimulai dari bagian kanan badan. Dan pastikan bahwa air sudah sampai ke seluruh badan, kiri-kanan, depan-belakang, dari kepala hingga kaki.
Dan apabila mandi wajib atau mandi sunnah dilakukan di sungai, waduk, kolam, atau di tempat lain yang debit airnya jauh melampaui 2 kullah, maka cukup menceburkan seluruh badan ke dalam air, bersamaan dengan niat di hati.
6. Disunnahkan untuk melaksanakan mandi junub itu dengan sesegera mungkin.
7. Tidak disunnahkan berwudhu' setelah mandi besar.
8. Diwajibkan berwudhu lagi apabila pada waktu mandi, telapak tangan menyentuh kubul atau dubur.
9. Selesai mandi, disunnahkan tidak mengeringkan badan dengan handuk atau kain apa saja.
✔ Dalil dan Referensi
:: Frman Allah SWT:
"Dan mereka menanyakan kepadamu (Muhammad) tentang haid. Katakanlah, "Itu adalah sesuatu yang kotor." Karena itu jauhilah istri pada waktu haid; dan jangan kamu dekati mereka sebelum mereka suci. Apabila mereka telah suci, campurilah mereka sesuai dengan (ketentuan) yang diperintahkan Allah kepadamu. Sungguh, Allah menyukai orang yang tobat dan menyukai orang yang menyucikan diri."
(QS Al Baqarah, 222)
:: Hadits ‘Aisyah RA:
“Jika Rasulullah ﷺ mandi junub, dia mencuci tangannya dan berwudhu sebagaimana wudhu untuk shalat. Kemudian dia mandi dengan menggosok-gosokkan tangannya ke rambut kepalanya hingga bila telah yakin merata mengenai dasar kulit kepalanya, dia mengguyurkan air ke atasnya tiga kali. Lalu dia membasuh badan lainnya.” (HR. Bukhari No. 272).
"Sesungguhnya Rasulullah SAW tidak berwudhu' setelah mandi besar." (HR. A Tirmidzi)
:: Penelitian Dr. Amin Ruwaiha:
"Mandi adalah salah satu pengobatan untuk sekian banyak penyakit luar - dalam (anggota dan organ tubuh)."
Dalam Islam, ada 2 macam mandi. Pertama mandi wajib, kedua mandi sunnah. Mandi wajib disebut juga mandi junub (janabah) atau mandi besar. Mandi wajib dilakukan karena mengalami mimpi basah, jimak, haid, nifas, wiladah, atau mati.
Adapun mandi sunnah adalah mandi yg dilakukan pada kondisi tertentu. Misalnya: mandi karena mau shalat Jum'at, karena mau shalat ied, mandi setelah datang dari takziyah, atau lainnya. Selengkapnya, bisa dilihat di judul Macam-macam mandi sunnah.
Mandi wajib ataupun sunnah tidak seperti mandi biasa. Ada kriteria dan tata cara khusus yg membedakannya. Diantara kriterianya sebagaimana di atas, adapun caranya sebagaimana di bawah ini:
✔ Tata Cara Mandi Besar
1. Sebelum mandi, disunnahkan membasuh kedua tangan sampai pergelangan tangan, masing-masing 3 kali. Cara membasuhnya yaitu dengan menyiram kedua tangan itu dengan air yang dituang dari gayung, bukan mencelupkan kedua telapak tangan ke dalam gayung.
Apabila air yang digunakan adalah air ledeng, kran, atau shower, maka membasuh tangan dilakukan sebagaimana biasanya. Namun ada yang perlu diperhatikan; jika di tangan ada najis lalu menyentuh bagian kran, sedgkan tangan atau kran ada yang basah, maka kran harus dicuci terlebih dahulu. Setelah itu mencuci tangan. Karena bagian kran yg disentuh tangan bernajis akan ikut najis. Oleh karena itu harus disucikan.
2. Mencuci kemaluan
Mencuci kemaluan disunnahkan menggunakan tangan kiri. Maka tangan kanan berperan mendekatkan air lalu menyiramkannya ke arah kemaluan. Usahakan najis turun bersama siraman air dan tidak terpercik ke bagian badan yg sudah suci.
3. Berwudhu'
Berwudhu sebelum mandi besar adalah sunnah. Tata caranya sebagaimana cara berwudhu untuk shalat, hanya saja ujung niatnya dirubah ke: sunnatan lillahi ta'ala.
4. Membaca niat
Lafad niat mandi dibaca di lisan, arti (inti) niat disuarakan di dalam hati, bersamaan (serentak) dgn guyuran/siraman air ke badan. Lafadz niat ada di judul yg relevan.
Mandi wajib ataupun sunnah harus diniatkan ikhlas karena Allah SWT dalam rangka mentaati perintah-Nya. Niat inilah yg membedakannya dgn mandi biasa. Dengan adanya niat maka suatu amal/perbuatan dihitung sebagai ibadah dan bernilai pahala di sisi Allah. Pahala adalah bekal kehidupan abadi di akhirat, dimana harta dan jabatan dunia sudah tidak berlaku lagi.
5. Mengguyur air ke seluruh badan
Dalam mandi wajib ataupun sunnah, harus diyakini bahwa air betul-betul sampai ke seluruh kulit badan, termasuk kulit yang ada di balik rambut atau bulu yang tumbuh di bagian tubuh tertentu.
Oleh karena itu guyuran (siraman) air ada kalanya perlu dibantu dengan gosokan jari-jemari tangan untuk menyampaikan air ke bagian tubuh yang sulit dijangkau, termasuk di lipatan-lipatan bagian tubuh.
Mengguyurkan air ke badan sunnah dimulai dari bagian kanan badan. Dan pastikan bahwa air sudah sampai ke seluruh badan, kiri-kanan, depan-belakang, dari kepala hingga kaki.
Dan apabila mandi wajib atau mandi sunnah dilakukan di sungai, waduk, kolam, atau di tempat lain yang debit airnya jauh melampaui 2 kullah, maka cukup menceburkan seluruh badan ke dalam air, bersamaan dengan niat di hati.
6. Disunnahkan untuk melaksanakan mandi junub itu dengan sesegera mungkin.
7. Tidak disunnahkan berwudhu' setelah mandi besar.
8. Diwajibkan berwudhu lagi apabila pada waktu mandi, telapak tangan menyentuh kubul atau dubur.
9. Selesai mandi, disunnahkan tidak mengeringkan badan dengan handuk atau kain apa saja.
✔ Dalil dan Referensi
:: Frman Allah SWT:
وَيَسْـَٔلُوْنَكَ عَنِ الْمَحِيْضِ ۗ قُلْ هُوَ اَذًىۙ فَاعْتَزِلُوا النِّسَاۤءَ فِى الْمَحِيْضِۙ وَلَا تَقْرَبُوْهُنَّ حَتّٰى يَطْهُرْنَ ۚ فَاِذَا تَطَهَّرْنَ فَأْتُوْهُنَّ مِنْ حَيْثُ اَمَرَكُمُ اللّٰهُ ۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ التَّوَّابِيْنَ وَيُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِيْنَ
"Dan mereka menanyakan kepadamu (Muhammad) tentang haid. Katakanlah, "Itu adalah sesuatu yang kotor." Karena itu jauhilah istri pada waktu haid; dan jangan kamu dekati mereka sebelum mereka suci. Apabila mereka telah suci, campurilah mereka sesuai dengan (ketentuan) yang diperintahkan Allah kepadamu. Sungguh, Allah menyukai orang yang tobat dan menyukai orang yang menyucikan diri."
(QS Al Baqarah, 222)
:: Hadits ‘Aisyah RA:
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – إِذَا اغْتَسَلَ مِنَ الْجَنَابَةِ غَسَلَ يَدَيْهِ ، وَتَوَضَّأَ وُضُوءَهُ لِلصَّلاَةِ ثُمَّ اغْتَسَلَ ، ثُمَّ يُخَلِّلُ بِيَدِهِ شَعَرَهُ ، حَتَّى إِذَا ظَنَّ أَنْ قَدْ أَرْوَى بَشَرَتَهُ ، أَفَاضَ عَلَيْهِ الْمَاءَ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ ، ثُمَّ غَسَلَ سَائِرَ جَسَدِهِ
“Jika Rasulullah ﷺ mandi junub, dia mencuci tangannya dan berwudhu sebagaimana wudhu untuk shalat. Kemudian dia mandi dengan menggosok-gosokkan tangannya ke rambut kepalanya hingga bila telah yakin merata mengenai dasar kulit kepalanya, dia mengguyurkan air ke atasnya tiga kali. Lalu dia membasuh badan lainnya.” (HR. Bukhari No. 272).
عن عائشة رضي الله عنها: أن رسول الله ( صلى الله عليه وسلم ) كان لا يتوضأ بعد الغُسل. رواه الترمذي
"Sesungguhnya Rasulullah SAW tidak berwudhu' setelah mandi besar." (HR. A Tirmidzi)
:: Penelitian Dr. Amin Ruwaiha:
:يقول الدكتور / أمين رويحة :
"أن الاغتسال علاجٌ لكثير من الأمراض العضوية والنفسية ".
"Mandi adalah salah satu pengobatan untuk sekian banyak penyakit luar - dalam (anggota dan organ tubuh)."
Inilah Tata Cara Mandi Wajib dan Sunnah, Lengkap dengan keterangan dalil atau referensi. Mudah2an dapat menjadi tambahan wawasan atau pengingat pengetahuan kita tentang syariat Islam, khususnya tentang thaharah atau bersesuci.
No comments:
Post a Comment