Tempatnya pengetahuan dasar tentang Islam

Showing posts with label QURBAN. Show all posts
Showing posts with label QURBAN. Show all posts

21 July 2021

Inilah Ketentuan Berqurban Untuk Orang Lain sesuai syariat Islam. Mari kita telaah bersama demi memantapkan khazanah pengetahuan kita tentang Islam. 

Ketentuan Berqurban Untuk Orang Lain


✔ Dalil Al Qur'an

وَالْبُدْنَ جَعَلْنَاهَا لَكُمْ مِنْ شَعَائِرِ اللَّهِ لَكُمْ فِيهَا خَيْرٌ ۖ فَاذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ عَلَيْهَا صَوَافَّ ۖ فَإِذَا وَجَبَتْ جُنُوبُهَا فَكُلُوا مِنْهَا وَأَطْعِمُوا الْقَانِعَ وَالْمُعْتَرَّ ۚ كَذَٰلِكَ سَخَّرْنَاهَا لَكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ

Dan telah Kami jadikan untuk kamu unta-unta itu sebahagian dari syi'ar Allah, kamu memperoleh kebaikan yang banyak padanya, maka sebutlah olehmu nama Allah ketika kamu menyembelihnya dalam keadaan berdiri (dan telah terikat). Kemudian apabila telah roboh (mati), maka makanlah sebahagiannya dan beri makanlah orang yang rela dengan apa yang ada padanya (yang tidak meminta-minta) dan orang yang meminta. Demikianlah Kami telah menundukkan untua-unta itu kepada kamu, mudah-mudahan kamu bersyukur.(al Hajj:36)

✔ Ketentuan Hukum Berqurban Untuk Orang Lain yang Sudah Meninggal

Hukum yang berkembang dalam Madzhab Syafi'i tentang mengqurbani orang yg sudah mrninggal /wafat ada 2, yaitu boleh dan tidak boleh. Apabila tidak ada wasiat dari orang yg meninggal tersebut maka tidak boleh ia diqurbani. Menurut Imam Syafii sendiri tidak boleh kecuali ada wasiat.

وَلَا) تَضْحِيَةَ (عَنْ مَيِّتٍ لَمْ يُوصِ بِهَا) لِقَوْلِهِ تَعَالَى: {وَأَنْ لَيْسَ لِلإِنْسَانِ إِلا مَا سَعَى} [النجم: 39] فَإِنْ أَوْصَى بِهَا جَازَ، فَفِي سُنَنِ أَبِي دَاوُد وَالْبَيْهَقِيِّ وَالْحَاكِمِ «أَنَّ عَلِيَّ بْنَ أَبِي طَالِبٍ كَانَ يُضَحِّي بِكَبْشَيْنِ عَنْ نَفْسِهِ وَكَبْشَيْنِ عَنْ النَّبِيِّ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - وَقَالَ: إنَّ رَسُولَ اللَّهِ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - أَمَرَنِي أَنْ أُضَحِّيَ عَنْهُ، فَأَنَا أُضَحِّي عَنْهُ أَبَدًا» - إلى أن قال - وَقِيلَ تَصِحُّ التَّضْحِيَةُ عَنْ الْمَيِّتِ وَإِنْ لَمْ يُوصِ بِهَا؛ لِأَنَّهَا ضَرْبٌ مِنْ الصَّدَقَةِ، وَهِيَ تَصِحُّ عَنْ الْمَيِّتِ وَتَنْفَعُهُ

Namun pendapat lain dari kalangan Syafi'iyah ada yg memperbolehkan berqurban utk orang yg sudah meninggal meskipun tidak berwasiat karena qurban itu sama dgn sedekah dan sedekah bermanfaat bagi si mayit.

Dan pendapat itu didukung oleh Imam Hambali, Maliki, dan Hanafi.

Hal ini sebagaimana yang dimaktub dalam kitab al-Mausu’ah al-Fiqhiyyah al-Kuwaitiyyah.

إِذَا أَوْصَى الْمَيِّتُ بِالتَّضْحِيَةِ عَنْهُ، أَوْ وَقَفَ وَقْفًا لِذَلِكَ جَازَ بِالاِتِّفَاقِ. فَإِنْ كَانَتْ وَاجِبَةً بِالنَّذْرِ وَغَيْرِهِ وَجَبَ عَلَى الْوَارِثِ إِنْفَاذُ ذَلِكَ. أَمَّا إِذَا لَمْ يُوصِ بِهَافَأَرَادَ الْوَارِثُ أَوْ غَيْرُهُ أَنْ يُضَحِّيَ عَنْهُ مِنْ مَال نَفْسِهِ، فَذَهَبَ الْحَنَفِيَّةُ وَالْمَالِكِيَّةُ وَالْحَنَابِلَةُ إِلَى جَوَازِ التَّضْحِيَةِ عَنْهُ، إِلاَّ أَنَّ الْمَالِكِيَّةَ أَجَازُوا ذَلِكَ مَعَ الْكَرَاهَةِ. وَإِنَّمَا أَجَازُوهُ لِأَنَّ الْمَوْتَ لاَ يَمْنَعُ التَّقَرُّبَ عَنِ الْمَيِّتِ كَمَا فِي الصَّدَقَةِ وَالْحَجِّ 

“Adapun jika (orang yang telah meninggal dunia) belum pernah berwasiat untuk diqurbani kemudian ahli waris atau orang lain mengqurbani orang yang telah meninggal dunia tersebut dari hartanya sendiri maka mazhab Hanafii, Maliki, dan Hanbali memperbolehkannya. Hanya saja menurut mazhab Maliki boleh tetapi makruh. Alasan mereka adalah karena kematian tidak bisa menghalangi orang yang meninggal dunia untuk ber-taqarrub kepada Allah sebagaimana dalam sedekah dan ibadah haji” (,Wizarah al-Awqaf wa asy-Syu`al-Islamiyyah-Kuwait, Mausu’ah al-Fiqhiyyah al-Kuwatiyyah, Bairut-Dar as-Salasil, juz, 5, h. 106-107).

✔ Ketentuan Hukum Berqurban Untuk Orang Lain yang Masih Hidup

لَوْ ضَحَّى عَنْ غَيْرِهِ بِغَيْرِإذْنِهِ لَمْ يَقَعْ عَنْهُ (وَأَمَّا) التَّضْحِيَةُ عَنْ الْمَيِّتِ فَقَدْ أَطْلَقَ أَبُوالْحَسَنِ الْعَبَّادِيُّ جَوَازَهَا لِأَنَّهَا ضَرْبٌ مِنْ الصَّدَقَةِ وَالصَّدَقَةُ تَصِحُّ عَنْ الْمَيِّتِ وَتَنْفَعُ هُوَتَصِلُ إلَيْهِ بِالْإِجْمَاعِ 

“Seandainya seseorang berqurban utk orang lain tanpa seizinnya maka tidak bisa. Adapun berqurban utk orang yg sudah meninggal dunia maka Abu al-Hasan al-Abbadi memperbolehkannya secara mutlak karena termasuk sedekah, sedngkan sedekah utk orang yg telah meninggal dunia itu sah, bermanfaat untuknya, dan pahalanya bisa sampai kepadanya sebagaimana ketetapan ijma` para ulama” ( Muhyiddin Syaraf an-Nawawi, al-Majmu’ Syarh al-Muhadzdzab, Bairut-Dar al-Fikr, tt, juz, 8, h. 406)

✔ Hukum Memakan Daging Qurban

Orang yg berqurban dan yg diqurbani itu boleh memakan daging qurban asal tidak melebihi 1/3 dari dari daging qurbannya. Bahkan dianjurkan makan walau sepotong utk mendapat berkahnya.

Tapi kalau qurban nadzar, artinya orang yg berqurban itu mengqurbani seseorang karena ada sesuatu perkataan yg sah disebut nadzar maka ia tidak boleh sama sekali memakan daging qurban tersebut. 100% daging qurbannya harus disedekahkan ke orang2 miskin dan atau dihadiahkan ke orang2 kaya, lillaahi ta'alaa.

✔ Waktu Menyembelih Hewan Qurban

حامش فتح الوهاب ج ٥ ص ٢٥٥-٢٥٦
وَوَقْتُهَا) أَيْ التَّضْحِيَةِ (مِنْ مُضِيِّ قَدْرِ رَكْعَتَيْنِ وَخُطْبَتَيْنِ خَفِيفَاتٍ مِنْ طُلُوعِ شَمْسِ) يَوْمِ (نَحْرٍ إلَى آخِرِ) أَيَّامِ (تَشْرِيقِ) فَلَوْ ذَبَحَ قَبْلَ ذَلِكَ أَوْ بَعْدَهُ لَمْ يَقَعْ أُضْحِيَّةً لِخَبَرِ الصَّحِيحَيْنِ «أَوَّلَ مَا نَبْدَأُ بِهِ فِي يَوْمِنَا هَذَا نُصَلِّي ثُمَّ نَرْجِعُ فَنَنْحَرُ مَنْ فَعَلَ ذَلِكَ فَقَدْ أَصَابَ سُنَّتَنَا وَمَنْ ذَبَحَ قَبْلَ ذَلِكَ فَإِنَّمَا هُوَ لَحْمٌ قَدَّمَهُ لِأَهْلِهِ لَيْسَ مِنْ النُّسُكِ فِي شَيْءٍ» وَخَبَرُ ابْنِ حِبَّانَ «فِي كُلِّ أَيَّامِ التَّشْرِيقِ ذَبْحٌ»

المجموع شرح المهذب ج ٨ ص ٣٨٨
قَالَ أَصْحَابُنَا فَإِنْ ضَحَّى قَبْلَ الْوَقْتِ لَمْ تَصِحَّ التَّضْحِيَةُ بِلَا خِلَافٍ بَلْ تَكُونُ شَاةَ لَحْمٍ فَأَمَّا إذَا لَمْ يُضَحِّ حَتَّى فَاتَ الْوَقْتُ فَإِنْ كَانَ تَطَوُّعًا لَمْ يُضَحِّ بَلْ قَدْ فَاتَتْ التَّضْحِيَةُ هَذِهِ السَّنَةَ فَإِنْ ضَحَّى فِي السَّنَةِ الثَّانِيَةِ فِي الْوَقْتِ وَقَعَ عَنْ السَّنَةِ الثَّانِيَةِ لَا عن الاولى وان كان منذورا لزمه أَنْ يُضَحِّيَ لِمَا ذَكَرَهُ الْمُصَنِّفُ وَاَللَّهُ أَعْلَمُ

Waktu penyembelihan hewan qurban mulai terbit matahari pada hari nahar (10 Dzul Hijjah) dan berakhir sampai akhir hari tasyrik (tanggal 13 Dzul Hijjah, sebelum terbenam matahari). Menyembelih hewan qyrban sebelum ketentuan itu atau setelah hari tasyrik tidak tergolong ibadah Qurban, melainkan sembelihan biasa.

Memelihara hewan qurban boleh ketika belum disembelih khususnya yg berkenaan dgn Qurban yg bisa diqodho yakni Qurban Nadzar, tapi jika Qurban sunah tidak bisa diqodho setelah keluar waktunya. Andai hewan qurban sunnah belum disembelih tahun ini, maka Qurban itu utk tahun depan dan terhitung Qurban tahun depan bukan untuk tahun ini.

Lalu mengenai hewan yang dipelihara karena sengaja dilambat2kan oleh orang yg diamanati utk menyembelih tetapi tidak disembelih maka haram memelihara hewan yg sudah diperuntukkan utk qurban tetapi tidak diqurbankan tersebut.

Itulah Ketentuan Berqurban Untuk Orang Lain sesuai syariat Islam. Mudah2an apa yg kita telaah bersama ini dapat memantapkan khazanah pengetahuan kita tentang Islam. 

09 July 2021



KUMPULAN DALIL TENTANG BERQURBAN
Mencakup dalil hukum melaksanakannya, syarat hewan kurbannya, dan pendistribusian dagingnya

✔ Dalil Hukum Berqurban

- Wajib bagi yang bernadzar untuk berqurban

عن عائشة رضي الله عنها قالت: قال رسول الله صل الله عليه وسلم مَنْ نَذَرَ أَنْ يُطِيعَ اللَّهَ فَلْيُطِعْهُ ، وَمَنْ نَذَرَ أَنْ يَعْصِيَهُ فَلاَ يَعْصِهِ (رواه البخارى)

Dari Aisyah RA ia berkata: Rasulullah SAW bersabda :“Barangsiapa yang bernazar untuk taat pada Allah, maka penuhilah nazar tersebut. Barangsiapa yang bernazar untuk bermaksiat pada Allah, maka janganlah memaksiati-Nya. ” (HR. Bukhari).

- Sunnah Muakkadah bagi yang mempunyai keleluasaan berqurban

فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَٱنْـحَرْ

Maka laksanakanlah salat karena Tuhanmu, dan berkurbanlah (sebagai ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah). (QS. Al Kautsar, 2)

عن جَابِرٍ عَنْ عِكْرِمَةَ عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه و سلم : أُمِرْتُ بِالنَّحْرِ وَلَيْسَ بِوَاجِبٍ. – الدار قطنى

Dari Jabir RA dari Ikrimah RA dari Ibn Abbas RA beliau berkata : “Rasulullah SAW telah bersabda : “Aku diperintahkan untuk menyembelih qurban dan (perintah itu) bukanlah wajib”. (HR. Daruqutni)

- Sunnah Kifayah apabila salah satu anggota keluarga telah melaksanakannya

عَنْ مِخْنَفِ بْنِ سُلَيْمٍ رَضِيَ الله عَنْهُ قَالَ: كُنَّا وُقُوفًا مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِعَرَفَاتٍ فَسَمِعْتُهُ يَقُولُ: يَا أَيُّهَا النَّاسُ عَلَى كُلِّ أَهْلِ بَيْتٍ فِي كُلِّ عَامٍ أُضْحِيَّةٌ (أخرجه البيهقي و احمد)

Dari Mikhnaf Ibn Sulaim RA dia berkata : Kami wuquf bersama Rasulullah SAW, Aku mendengar beliau bersabda: "Wahai manusia, hendaklah atas tiap-tiap keluarga menyembelih seekor udhiyah (hewan qurban) setiap tahun. (HR. Al-Baihaqi dan Ahmad).

✔ Dalil Tentang Hewan Qurban

- Tidak cacat

وَعَنْ الْبَرَاءِ بْنِ عَازِبٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ : قَامَ فِينَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ : أَرْبَعٌ لَا تَجُوزُ فِي الضَّحَايَا : الْعَوْرَاءُ الْبَيِّنُ عَوَرُهَا ، وَالْمَرِيضَةُ الْبَيِّنُ مَرَضُهَا وَالْعَرْجَاءُ الْبَيِّنُ ضَلْعُهَا ، وَالْكَبِيرَةُ الَّتِي لَا تُنْقِي (رَوَاهُ أَحْمَدُ وَالْأَرْبَعَةُ ، وَصَحَّحَهُ التِّرْمِذِيُّ وَابْنُ حِبَّانَ)

Dari Al-Bara’ Ibn Azib RA berkata : “ Rasulullah berdiri di tengah-tengah kami lalu Beliau bersabda : ”Empat macam hewan yang tidak boleh dijadikan kurban, yaitu: hewan yang tampak jelas butanya, tampak jelas sakitnya, tampak jelas pincangnya, dan hewan tua yang tidak bersumsum.” (HR. Ahmad dan Imam Empat, Hadits ini dishahihkan oleh Ibn Hibban dan Tirmidzi).

- Cukup umur

وَعَنْ جَابِرٍ رضي الله عنه قَالَ : قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم لَا تَذْبَحُوا إِلَّا مُسِنَّةً, إِلَّا أَنْ يَعْسُرَ عَلَيْكُمْ فَتَذْبَحُوا جَذَعَةً مِنَ اَلضَّأْنِ ( رَوَاهُ مُسْلِم)

Dari Jabir RA ia berkata, Rasulullah SAW bersabda, “Janganlah kalian menyembelih kecuali musinnah (yang telah sampai usia qurban, 5 tahun untuk unta, 2 tahun untuk sapi dan 1 tahun untuk kambing). Kecuali jika terasa sulit bagi kamu sekalian, maka sembelihlah jadza’ah (usia 6 bulan) dari domba.” (HR. Muslim).

- Boleh jantan, boleh betina

عَنْ أُمِّ كُرْزٍ قَالَتْ : أَتَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِالْحُدَيْبِيَةِ أَسْأَلُهُ عَنْ لُحُومِ الْهَدْيِ فَسَمِعْتُهُ يَقُولُ عَلَى الْغُلَامِ شَاتَانِ وَعَلَى الْجَارِيَةِ شَاةٌ لَا يَضُرُّكُمْ ذُكْرَانًا كُنَّ أَمْ إِنَاثًا ( رواه النّسائ)

Dari Ummu Karz RA dia berkata : Aku mendatangi Nabi SAW di Hudaybiah, aku bertanya kepada Beliau SAW tentang daging sembelihan (aqiqah), maka aku mendengar Beliau SAW bersabda : “Untuk anak laki-laki dua kambing dan untuk anak perempuan satu kambing. Tidak masalah bagi kalian apakah (kambing) yang jantan atau betina.”(HR. An-Nasa’i).

* Cacat yang tidak berpengaruh dengan berkurangnya daging dapat dqurbankan.

✔ Dalil Tentang Daging Qurban

لَّا يَنْهَاكُمُ اللَّـهُ عَنِ الَّذِينَ لَمْ يُقَاتِلُوكُمْ فِي الدِّينِ وَلَمْ يُخْرِ‌جُوكُم مِّن دِيَارِ‌كُمْ أَن تَبَرُّ‌وهُمْ وَتُقْسِطُوا إِلَيْهِمْ ۚ إِنَّ اللَّـهَ يُحِبُّ الْمُقْسِطِينَ

“Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil.” (QS. al-Mumtahanah [60]: 8).

عَنْ مُجَاهِدٍ ، أَنَّ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عَمْرٍو ذُبِحَتْ لَهُ شَاةٌ فِي أَهْلِهِ ، فَلَمَّا جَاءَ قَالَ : أَهْدَيْتُمْ لِجَارِنَا الْيَهُودِيِّ ؟ أَهْدَيْتُمْ لِجَارِنَا الْيَهُودِيِّ ؟ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ : ” مَا زَالَ جِبْرِيلُ يُوصِينِي بِالْجَارِ حَتَّى ظَنَنْتُ أَنَّهُ سَيُوَرِّثُهُ

Mujahid meriwayatkan bahwa Abdullah bin ‘Amru disembelihkan kambing untuk keluarganya, dan ketika ia kembali ia bertanya kepada keluarganya sampai dua kali, “Apakah kalian telah menghadiahkan kepada tetangga kita yang Yahudi? Saya mendengar dari Rasulullah SAW. bersabda: “Jibril senantiasa menasehatiku tentang tetangga, hingga aku mengira bahwa tetangga itu akan mendapat bagian harta waris.” (HR. Tirmidzi) Hadits ini juga diriwayatkan dalam Shahih Bukhari dan Muslim dari Aisyah dan Ibnu Umar.

لِيَشْهَدُوا مَنَافِعَ لَهُمْ وَيَذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ فِي أَيَّامٍ مَعْلُومَاتٍ عَلَىٰ مَا رَزَقَهُمْ مِنْ بَهِيمَةِ الْأَنْعَامِ فَكُلُوا مِنْهَا وَأَطْعِمُوا الْبَائِسَ الْفَقِيرَ

Supaya mereka menyaksikan berbagai manfaat bagi mereka dan supaya mereka menyebut nama Allah pada hari yang telah ditentukan atas rezeki yang Allah telah berikan kepada mereka berupa binatang ternak. Maka makanlah sebahagian (tidak lebih sepertiganya) daripadanya dan (sebahagian lagi) berikanlah untuk dimakan orang-orang yang sengsara dan fakir. (Al-Hajj : 28)

وَالْبُدْنَ جَعَلْنَاهَا لَكُمْ مِنْ شَعَائِرِ اللَّهِ لَكُمْ فِيهَا خَيْرٌ فَاذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ عَلَيْهَا صَوَافَّ فَإِذَا وَجَبَتْ جُنُوبُهَا فَكُلُوا مِنْهَا وَأَطْعِمُوا الْقَانِعَ وَالْمُعْتَرَّ كَذَٰلِكَ سَخَّرْنَاهَا لَكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ

Dan telah Kami jadikan untuk kamu unta-unta itu sebahagian dari syi'ar Allah, kamu memperoleh kebaikan yang banyak padanya, maka sebutlah olehmu nama Allah ketika kamu menyembelihnya dalam keadaan berdiri (dan telah terikat). Kemudian apabila telah roboh (mati), maka makanlah sebahagiannya dan beri makanlah orang yang rela dengan apa yang ada padanya (yang tidak meminta-minta) dan orang yang meminta. Demikianlah Kami telah menundukkan untu-unta itu kepada kamu, mudah-mudahan kamu bersyukur. (Al-Hajj : 36)

عَن ابنِ عَبَّاسٍ - رضي الله عنه - في صِفَةِ أُضحِية النبي - صلى الله عليه وسلم - قاَلَ : [ وَيُطعِمُ أَهلَ بَيتِهِ الثُّلُثَ وَيُطعِمُ فُقَرَاءَ جِيرَانِهِ الثُّلُثَ وَيَتَصَدَّقُ عَلَى الُّسؤَالِ بِالُّثلُثِ ] رواه الحافظ أبو موسى الأصفهاني في الوظائف وقال : حديث حسن

Diriwayatkan dari Ibn Abbas RA tentang cara berqurbannya nabi SAW, dia berkata : Beliau SAW memberikan makan (dengan daging qurban tersebut ) keluarga Beliau SAW sepertiganya, juga memberikan kepada para tetangga beliau yang faqir sepertiganya dan menyedekahkan sepertiganya lagi kepada para peminta-minta. (HR. Al-Hafizh Abu Musa Al-Isfahani dalam kitabnya AlWazha’if dan mengatakan bahwa hadis ini baik derajatnya) Mayoritas ulama madzhab Syafi’I dan Hambali berpendapat bahwa orang yang berqurban karena nadzar tidak boleh memakan daging sembelihannya. Sedangkan untuk keluarganya diperbolehkan jika ingin memakannya. Para ulama kedua madzhab ini beralasan bahwa qurban nadzar adalah janji bersedekah kepada Allah dalam bentuk hewan qurban. Yang namanya sedekah tentu tidak boleh memakan sedekahnya itu sendiri.

✔ Dalil Tentang Hal Sunnah Terkait Qurban

- Tidak memotong rambut atau kuku

عَن أُم سَلَمَةَ أَنَّ النَّبي صلى الله عليه وسلم قال : إِذَا رَأَيْتُمْ هِلاَلَ ذِي الْحِجَّةِ وَأَرَادَ أَحَدُكُمْ أَنْ يُضَحِّيَ فَلْيُمْسِكْ عَنْ شَعْرِهِ وَأَظْفَارِهِ (رواه مسلم)

Dari Ummu Salamah radhiallahu ‘anhaa bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Jika kalian melihat hilal bulan Dzulhijjah dan salah seorang dari kalian ingin menyembelih (kurban) maka hendaknya dia tidak memotong rambut dan kukunya (orang yang akan berqurban)” (HR Muslim).

- Menyaksikan proses pemyembelihan

عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ ، قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : " يَا فَاطِمَةُ قُومِي إِلَى أُضْحِيَّتِكِ فَاشْهَدِيهَا فَإِنَّ لَكِ بِأَوَّلِ قَطْرَةٍ تَقْطُرُ مِنْ دَمِهَا أَنْ يُغْفَرَ لَكِ مَا سَلَفَ مِنْ ذُنُوبِكِ (أخرجه الحاكم)

Dari Said Al-Khudri RA dia berkata : Rasulullah SAW bersabda : “ Wahai Fatimah, berdirilah dan saksikan hewan qurbanmu, sesungguhnya dengan darah pertama yang jatuh dari hewan qurban tadi, maka akan diampuni dosamu yang telah berlalu .“ (HR. Al-Hakim).

- Membaca doa dll.

اَللّهُمَّ هذَا مِنْكَ وَاِلَيْكَ فَتَقَبَّلْ مِنِّيْ / مِنْ فُلَان

Ya Allah (qurban) ini dari-Mu dan untuk-Mu maka terimalah (qurban) dariku / dari ........

عَنْ اَنَسٍ قَالَ: ضَحَّى رَسُوْلُ اللهِ ص بِكَبْشَيْنِ اَمْلَحَيْنِ اَقْرَنَيْنِ. قَالَ: وَرَأَيْتُهُ يَذْبَحُهُمَا بِيَدِهِ وَ رَأَيْتُهُ وَاضِعًا قَدَمَهُ عَلَى صِفَاحِهِمَا، قَالَ: وَ سَمَّى وَ كَبَّرَ (رواه مسلم)

Anas RA berkata : “Rasulullah SAW telah menyembelih qurban dengan dua ekor domba yang bagus dan bertanduk”. Ia (Anas) berkata, “Saya melihat beliau menyembelih keduanya dengan tangan beliau sendiri. Dan saya lihat beliau meletakkan kaki beliau diatas lambung/batang leher binatang itu”. Ia (Anas) berkata, “Beliau membaca Basmalah dan bertakbir (HR. Muslim).

- Menyembelih secara syar'i dan beradab

عَنْ شَدَّادِ بْنِ اَوْسٍ قَالَ: ثِنْتَانِ حَفِظْتُهُمَا مِنْ رَسُوْلِ اللهِ ص. قَالَ: اِنَّ اللهَ كَتَبَ اْلاِحْسَانَ عَلَى كُلّ شَيْءٍ. فَاِذَا قَتَلْتُمْ فَاَحْسِنُوا اْلقِتْلَةَ وَ اِذَا ذَبَحْتُمْ فَاَحْسِنُوا الذَّبْحَ وَ لْيُحِدَّ اَحَدُكُمْ شَفْرَتَهُ فَلْيُرِحْ ذَبِيْحَتَهُ. مسلم (رواه مسلم)

Dari Syaddad bin Aus, ia berkata : Dua hal yang aku hafal dari Rasulullah SAW, beliau bersabda, “Sesungguhnya Allah mewajibkan berbuat baik pada segala sesuatu. Maka apabila kalian membunuh, bunuhlah dengan baik. Dan apabila kalian menyembelih, sembelihlah dengan baik, hendaklah salah seorang diantara kalian menajamkan pisaunya, dan menyenangkan binatang sembelihannya”. (HR. Muslim)

عَنْ اَنَسٍ قَالَ: ضَحَّى رَسُوْلُ اللهِ ص بِكَبْشَيْنِ اَمْلَحَيْنِ اَقْرَنَيْنِ. قَالَ: وَرَأَيْتُهُ يَذْبَحُهُمَا بِيَدِهِ وَ رَأَيْتُهُ وَاضِعًا قَدَمَهُ عَلَى صِفَاحِهِمَا، قَالَ: وَ سَمَّى وَ كَبَّرَ

Anas RA berkata : “Rasulullah SAW telah menyembelih qurban dengan dua ekor domba yang bagus dan bertanduk”. Ia (Anas) berkata, “Saya melihat beliau menyembelih keduanya dengan tangan beliau sendiri. Dan saya lihat beliau meletakkan kaki beliau diatas lambung/batang leher binatang itu”. Ia (Anas) berkata, “Beliau membaca Basmalah dan bertakbir (HR. Muslim).
--------------

Keterangan:

- Penjelasan lain tentang qurban dapat dilihat di judul lain yg relevan atau cek Menu - Daftar Isi.
- Video terkait penjelasan tentang ibadah qurban dapat dilihat DISINI.

09 August 2019



 ✔ Ketentuan dalam pelaksanakaan qurban (baca: kurban):

1. Hewan qurban harus dalam keadaan hidup dan sehat.
2. Memotong saluran pernafasan dan saluran pencernaan dalam satu proses penyembelihan
3. Menggunakan alat penyembelih yg tajam
4. Tidak boleh menggunakan gigi, kuku dan tulang.

✔ Kesunnahan dalam pelaksanakaan qurban (baca: kurban):

1. Membaca Basmalah, shalawat dan takbir
2. Membaca do'a:
اَللّٰهُمَّ هٰذٰا مِنْكَ وَاِلَيْكَ فَتَقَبَّلْ مِنِّيْ / مِنْ فُلَانْ
(Alloohumma hêdzaa minka wa ilaika fataqobbal minnii / min fulan)
Ya ALLAH, ini dari-MU dan (dipersembahkan) kepada-MU, maka terimalah dariku / dari fulan.
3. Dilaksanakan pada siang hari
4. Penyembelih dan hewan kurban menghadap kiblat
5. Hewan dimiringkan ke badan sisi kirl, kepala di arah selatan, kepala didongakkan
6. Memotong pembuluh darah di sebelah kiri dan kanan saluran pernafasan.
7. Menyembelih ketika hewan qurban menghembuskan nafas, bukan ketika menarik nafas. (ini bisa diketahui dari kembang kempesnya perut.)
8. Mempertajam alat penyembelihan
9.  Tidak memotong saraf 'nakho', *)
10. Tidak memotong kepala hingga putus
11. Mempercepat proses penyembelihan

----------
Keterangan:

*) saraf 'nakho`', yaitu saraf leher yg berpusat dari tulang iga ke otak.
*) kata 'minnii' dipakai oleh penyembelih qurban atas nama dirinya. kata 'min fulan' diganti nama pequrban apabila pequrban tidak menyembelih sendiri.
*) referensi ada di menu > tentang.

Pencarian Populer:

ketentuan berqurban, kesunnahan dalam pelaksanaan qurban, cara menyembelih hewan kurban, tata cara qurban, berqurban atau aqiqah.


08 August 2019

Inilah pembahasan singkat tentang definisi, pengertian, hukum, & syarat sah qurban,, dari situs pengetahuan dasar Islam, sebuah blog yg membahas tentang pengaplikasian syariat Islam .

PENGERTIAN, HUKUM DAN SYARAT SAH QURBAN


Qurban (baca: kurban) adalah jenis hewan tertentu yg disembelih pada tgl 10-13 Dzul Hijjah dng tujuan taqarrub (pendekatan) kepada ALLAH swt.

Hukum dasar qurban adalah sunnah berdasarkan pendapat jumhur ulama', termasuk di dalamnya yaitu Imam Syafi'i dan Imam Hanafi.

Di kalangan madzhab Imam Syafi'i menghukumi qurban sebagai Sunnah 'Ain bagi orang yg hidup sendirian, dan Sunnah Kifayah bagi orang yg hidup bersama keluarganya.

Dalam keadaan lain, hukum qurban bisa menjadi wajib apabila dinadzarkan. Hukum wajib qurban ini berkaitan erat dng syarat nadzar, yakni sah apabila dinadzarkan oleh orang Islam, baligh, berakal, dn merdeka.

Selain dari itu, qurban mempunyai syarat yg harus dipenuhi agar bernilai ibadah di sisi ALLAH swt. Syarat qurban meliputi pequrban, hewan kurbannya dan penyembelihnya.

Adapun syarat sah qurban dari sisi pequrban ialah:

1. Islam
2. Baligh
3. Berakal sehat
4. Mampu

Sedgkan syarat sah qurban dari sisi hewan qurban, ialah:

1. Hewan ternak*)
2. Cukup umur*)
3. Tidak cacat

Dan syarat sah qurban dari sisi penyembelih ialah:

1. Islam
2. Baligh
3. Berakal sehat

----------

Keterangan:
*) Hewan ternak yg dimaksud ialah:
- Unta yg berumur minimal 5 tahun.
- Sapi yg berumur minimal 2 tahun. Termasuk sapi yaitu kerbau.
- Kambing yg berumur minimal 1 tahun, atau kurang dari 1 tahun tetapi giginya sudah tanggal. Termasuk kambing yaitu domba, apabila terpaksa, dən utk domba boleh berumur minimal 6 bulan.
*) Termasuk cacat yaitu: buta, pincang, penyakitan, terlalu kurus, hamil.
- Ketentuan lain terkait qurban dapat dilihat di Menu > Daftar Isi > Label > Wurban > Judul Relevan.

Pencarian Populer:
qurban adalah, qurban sapi, qurban menurut bahasa artinya, qurban kambing untuk berapa orang, qurban untuk orang yang sudah meninggal, qurban berasal dari bahasa arab yang artinya, qurban atau kurban, qurban aqiqah atau kurban,