Tempatnya pengetahuan dasar tentang Islam

17 August 2019

INILAH WANITA-MAHRAM YG DILARANG UTK DINIKAHI


Dalam Islam, ada wanita yg boleh dinikahi dan ada yg tidak boleh dinikahi. Wanita yg boleh dinikahi disebut ajnabiyah (nonmahram), yg tidak boleh dinikahi disebut mahram.

Larangan atas ketidakbolehan menikah dengan mahram dihukumi haram, berdasarkan ketegasan firman Allah di dalam kitab suci umat Islam, Al Qur'an. Maka wanita tersebut haram dijadikan jodoh atau pasangan hidup dalam berumah tangga.

Allah SWT menjelaskan beberapa wanita yang haram dinikahi melalui firmanNYA:

حُرِّمَتْ عَلَيْكُمْ أُمَّهَاتُكُمْ وَبَنَاتُكُمْ وَأَخَوَاتُكُمْ وَعَمَّاتُكُمْ وَخَالَاتُكُمْ وَبَنَاتُ الْأَخِ وَبَنَاتُ الْأُخْتِ وَأُمَّهَاتُكُمُ اللَّاتِي أَرْضَعْنَكُمْ وَأَخَوَاتُكُمْ مِنَ الرَّضَاعَةِ وَأُمَّهَاتُ نِسَائِكُمْ وَرَبَائِبُكُمُ اللَّاتِي فِي حُجُورِكُمْ مِنْ نِسَائِكُمُ اللَّاتِي دَخَلْتُمْ بِهِنَّ فَإِنْ لَمْ تَكُونُوا دَخَلْتُمْ بِهِنَّ فَلَا جُنَاحَ عَلَيْكُمْ وَأَنْ تَجْمَعُوا بَيْنَ الْأُخْتَيْنِ إِلَّا مَا قَدْ سَلَفَ إِنَّ اللهَ كَانَ غَفُوْرًا رَحِيْمًا

”Diharamkan atas kamu (mengawini):
1. ibu-ibumu (mama/mami/umi/bunda);
2. anak-anakmu yang perempuan; 
3. saudara-saudaramu yang perempuan (mbak/kakak/adik kandung),
4. saudara-saudara bapakmu yang perempuan (bibi/tante);
5. saudara-saudara ibumu yang perempuan (oak/bibi/tante);
6. anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang laki-laki (ponakan/kemenakan);
7. anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang perempuan (ponakan/kemenakan);
8. ibu-ibumu yang menyusui kamu (mama/mami/umi/bunda);
9. saudara perempuan sesusuan (mbak/kakak/adik kandung);
10. ibu-ibu isterimu (mertua),
11. anak-anak isterimu yg dalam pemeliharaanmu dari isteri yang telah kamu campuri, tetapi jika kamu belum campur dengn isterimu itu (dan sudah kamu ceraikan), maka tidak berdosa kamu mengawininya; (dan diharamkan bagimu)
12. isteri-isteri anak kandungmu (menantu); dan
13. menghimpunkan (dalam perkawinan) dua perempuan yg bersaudara, kecuali yg telah terjadi pada masa lampau; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
” (QS. An-Nisa: 23)

Kemudian dalam hadis dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

لاَ يُجْمَعُ بَيْنَ المَرْأَةِ وَعَمَّتِهَا، وَلاَ بَيْنَ المَرْأَةِ وَخَالَتِهَا

“Tidak boleh menghimpun antara seorang wanita dengan bibinya (keponakan istri dengan istri), baik bibi dari ayah maupun bibi dari ibu (dalam satu ikatan pernikahan).” (HR. Bukhari 5109 dan Muslim 1408)

Dan difirmankan oleh Allah dalam surah yg sama:

وَلا تَنْكِحُوا مَا نَكَحَ آباؤُكُمْ مِنَ النِّساءِ إِلاَّ مَا قَدْ سَلَفَ إِنَّهُ كانَ فاحِشَةً وَمَقْتاً وَساءَ سَبِيلاً

Dan janganlah kamu kawini wanita-wanita yang telah (pernah) dikawini oleh ayahmu, terkecuali pada masa yang telah lampau. Sesungguhnya perbuatan itu amat keji dan dibenci Allah dan seburuk-buruk jalan (yang ditempuh). (An-Nisa', 22).

Dengan demikian kita harus mengetahui latar belakang wanita yg akan dinikahi jauh2 sebelum adanya rencana perjodohan atau pencarian jodoh. Karena sangat disayangkan apabila ikatan perjodohan yg diresmikan dgn ikatan pertunangan tapi ternyata si wanita adalah mahram. Hal ini hanya akan mendatangkan kerugian serta penyesalan.

No comments: